Rabu, 18 Mei 2011

look only at me ep 2

para dokter mengatakan aku mengalami amnesia ringan karena benturan yang lumayana keras dikepalaku saat terjadi kecelakaan. aku tidak tahu apa dan dagaimana kejadian terakhir saat menjelang kecelakaan itu. aku tidak mengenal siapapun, merasa asing terhadap segalanya termasuk diriku sendiri. aku tidak mengenali diriku sendiri ! bukankah itu hal bodoh yang pernah ada? hal terkonyol! bagaimana mungkin aku tidak mengenali namaku sendiri.

laki-laki yang sendari tadi duduk didekat ranjangku terus-menerus memperhatikanku dengan wajah yang amat khawatir seakan-akan aku sewaktu-waktu akan langsung mati atau sejenisnya jika ia mengalihkan pandangannya meski hanya sedetik.  aku tidak mengenalinya, tapi ia sepertinya mengenaliku dengan sangat baik. entah kenapa aku bisa yakin. mungkin karena ada sorot yang berbeda dari mata laki-laki itu.

" Umm...apa aku boleh bertanya sesuatu?" tanyaku.
"Ya, tentu saja. " jawabnya berusaha terdengar biasa.
aku sedikit ragu, namun pada akhirnya akupun memberanikannya, "apa aku boleh tahu, siapa kau?" ahh bodohhh... "emmm maksudku siapa namamu, dari mana asalmu atau apa sebenarnya hubunganmu denganku." pandangan mataku tetap tertuju pada wajah laki-laki itu. "Aku minta maaf sebelumnya, tapi aku benar-benar merasa asing dengan segalanya karena aku...." aku menarik nafas panjang, "aku memang benar-benar tidak ingat."

sesaat tidak ada reaksi yang muncul dari wajah yang menurutku terkesan urakan seperti anak nakal, ditambah dengan rambutnya yang dicat kemerahan. lalu beberapa menit kemudian ia mulai menarik nafas pnajang sambil berusaha tersenyum. "Aku Kang Tae hyun, aku..." ia berhenti sejenak seakan ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. apa dia sakit?
"hmm?" pancingku.
"Aku teman baikmu Eun si." lanjutnya dengan nada sedikit berbeda. "Dan aku harap aku bisa membuatmu ingat kembali tentang semuanya." lanjutnya.

aku diam. pandanaganku kembali memperhatikan wajah Tae hyun. ada yang aneh dengan sikapnya. apa mungkin seorang teman melihat temannya dengan pandangan seperti.... ahh tidak-tidak, apa yang sedang aku pikirkan.
"Ya, kuharap begitu." balasku.
####

setelah seminggu dirumah sakit, pihak rumah sakit membolehkanku untuk pulang dan istirahat dirumah, tapi dokter yang merawatku terus menerus memperingatkanku dan Tae hyun untuk sesegera mungkin menghubunginya jika aku jatuh pingsan atau sejenisnya. karena walaubagaimanapun juga, ingatanaku belum kembali dan memoriku kosong. sehingga akan ada effek yang hebat jika ingatan itu perlahan muncul.

Tae hyun dengan sabar membantuku membawa barang-barangku kedalam mobilnya sebelum ia mendorong kursi rodaku. lalu saat tangannya hendak menyentuh kursi roda, cepat-cepat aku mencegahnya. Tae hyun memperlihatkan ekspresi kebingungan yang khas.
"Aku ingin berjalan." ucapku.
"Tapi kau masih lemah Eun si. kau tidak perlu memaksakan diri." bujuknya.
"Aku tidak ingin merepotkanmu." kataku pelan
Tae hyun tertegun sesaat sebelum akhirnya tersenyum. "Kau tidak merepotkanku dan tidak akan merepotkanku. aku akan sangat senang jika dapat membantumu."
"Begitu?"
Tae hyun tersenyum sebagai jawaban "ya"
"Baiklah..."

Tae hyun mendorong pelan kursi rodaku. aku tidak bisa melihat ekspresi wajahnya karena ia ada dibelakangku. ada suatau hal aneh yang membuatku merasa aku sangat merindukan laki-laki dibelakangku ini. apakah ini karena perasaan sebagai seorang "teman"? ya, kuharap begitu.

Selama dirumah sakit Tae hyun terus menerus bercerita tentang segalanya, segala kenangan yang pernah aku miliki dan segala hal yang pernah aku miliki. ia terus menceritakan semua itu seakan-akan ia adalah diriku. ia terus bercerita ini dan itu, tanpa mempedulikan ekspresi bingung yang terkadang melintas diwajahku karena bagaimana mungkin ia dapat mengetahui semua detail tentang diriku? apakah ini hal yang wajar? ya...kuharap begitu. namun lepas dari semua itu, ketika jam istirahatku tiba sesuatu saat aku bangun dari tidur aku bisa melihat ekspresi sedih dan murung dari wajah Tae hyun. apa ia menyembunyikan sesuatu dariku? tapi aku selalu merasa ia telah menceritakan semuanya tanpa ditutup-tutupi, lalu? ahh lupakan hal itu, yang jelas aku bisa mempunyai penilaian positif dari laki-laki dibelakangku ini. ternyata ia adalah laki-laki yang baik dan lembut meskipun penampilannya memperlihatkan hal yang sebaliknya.
ada suatu hal aneh yang tiba-tiba saja terlintas dalam benakku, membuat mulutku mulai berbicara.
"Tae hyun..."
"Hmm?"
"Apa aku pernah menyukaimu?"
kursi rodaku langsung berhenti. apakah pertanyaanku sangat mengejutkannya?
"Tae hyun?" panggilku khawatir.
"Eh?" nada Tae hyun terdengar seperti orang yang baru sadar dari lamunannya.
"Apa aku pernah menyukaimu?" ulangku.

Tae hyun berdehem sekali sebelum akhirnya menjawab, "aku adalah teman baikmu Eun si, tentu saja kau menyukaiku." kemudian kembali mendorong kursi rodaku.

aku diam, ada perasaan aneh yang membuatku  ingin terus mengejar jawaban pasti darinya. "Bukan." elakku. "Bukan suka sebagai teman, melainkan sebagai kekasih. apa aku pernah?"

Tae hyun tidak berbicara namun ia tetap mendorong kursi rodaku.

"Tae hyun?"
"Tidak." jawabnya singkat.

suaranya terkesan dingin sekarang. apakah aku salah bicara? tapi aku merasa tidak ada yang salah dengan pertanyaanku. lalu kenapa Tae hyun memperlihatkan reaksi yang aneh untuk menjawab pertanyaan yang menurutku sepele ini? apa yang sebenarnya hubunganku dengan Tae hyun? kenapa hatiku selalu merasa tidak nyaman dengan semua hal ini. aku berharap ingatanku segera kembali. aku rela menanggung semuanya asalkan ingatanku kembali, walaupun itu adalah hal yang amat menyakitkan....


to be continue......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar