"Yeah..."
Ryeowook menghela nafas panjang. "Apa selama kau dirumah sakit Tae hyun terus menjagamu?"
"Hmm yeah, dia selalu disana dan baru pulang jika aku menyuruhnya."
Ryeowook diam sejenak sebelum akhirnya kembali berbicara dengan nada yang berbeda. "Apa dia menceritakan sesuatu kepadamu?"
"....hmm, dia terus bercerita ini dan itu sejak ia tahu aku hilang ingatan, ia tidak henti-hentinya menceritakan 'ini dan itu' seakan dia sedang bercerita tentang dirinya sendiri." aku tertawa pelan. "Dan terkadang aku merasa ia adalah laki-laki yang baik."
"Begitu?" nada Ryeowook terdengar dingin.
Aku memutar kepalaku. pandanagn Ryeowook terlihat menerawang jauh. ia terlihat seperti seseorang yang tertekan, namun ia menutupi semua itu dengan senyuman saat pandangannya bertemu dengan mataku. "Aku senang jika kau juga senang Eun si." terkadang entah kenapa aku merasa senyuman itu adalah sebuah topeng yang membuatku merasa tidak nyaman.
"Lalu bagaimana denganmu sendiri Ryeowook ssi? ahk...maksudku, mm... setelah kecelakan itu aku benar- benar tidak punya ingatan apapun tentang semua hal. semuanya seperti baru bagiku. dan kuharap kau tidak keberatan untuk menceritakan semunya dari awal..." pandanganku kembali mengarah kedepan. berharap ia tidak melihat ekspresi memalukan yang sedang terlukis diwajah ini.
Ryeowook diam sesaat sebelum akhirnya ia tertawa pelan. "tentu saja aku tidak akan merasa keberatan jika itu adalah permintaanmu."
Pipiku kembali bersemu merah....ahhh ini benar-benar bodoh, kenapa jantungku berdebar sangat cepat
"Aku bingung harus dari mana aku memulainya..." kata laki-laki itu masih terus tertawa.
"...dari saat pertama kali kau bertemu denganku, sampai kau menjadi tunanganku..."
"Hmm, baiklah..." Ryeowook mendorong kursi rodaku kedekat sebuah pohon besar didekat lapangan basket yang dipenuhi oleh sekumpulan laki-laki yang sedang bermain basket diatasnya. lalu kami berhenti tepat dibawah pohon besar itu. "Kita bertemu disini." Jelas laki-laki itu memulai ceritanya. "Kau saat itu baru masuk universitas dan aku adalah kakak kelasmu diuniversitas yang sama. waktu itu kau kesini dengan Tae hyun, yeah... seperti biasanya kalian berdua adalah sahabat kecil yang selalu bersama seperti kakak dan adik. Tae hyun sedang bermain basket dan kau yang menjadi pemandu soraknya.... aku biasa ingat jelas bahwa kau adalah seorang gadis yang sangat ceria dan hiperaktive sampai-sampai kau naik keatas bangku dan terjatuh."
Ahk aku tidak pernah membayangkan aku adalah gadis yang seperti itu dulu.
Ryeowook menghembuskan nafas panjang, "Dan bersyukurlah saat itu aku menolongmu sehingga kau tidak terluka." Ryeowook duduk diatas bangku panjang disebelah kursi rodaku lalu meliriku dengan sebuah senyum seporoh. "Dan sejak saat itu kita menjadi sering bertemu di universitas dan pada akhirnya aku memutuskan agar kita berdua bertunangan. Dan...selesai..."
Aku mengangkat sebelah alis melirik Ryeowook. sesederhana itukah kisah hidupku dulu dengannya. apa tidak ada sesuatu yang menarik atau apapun yang membuatku terkejut dan sebagainya. ini benar-benar jauh diluar dugaanku. ternyatan dulu aku benar-benar orang yang sangat datar dan tidak mempunyai kisah yang menarik, kupikir adalah sebaliknya. jadi kurasa tidak akan masalah jika aku melupakan apa yang terjadi sebelum aku hilang ingatan.
"Bagaimana?" tanya Ryeowook dengan wajah tenang namun berharap aku mengatakan sesuatu yang menyenangkan.
Aku tersenyum getir ..." Ummm yeahh..san...sangat m-menarik sekali." jawabku dengan penuh perjuangan saat aku mengucapakan beberapa kata itu.
"Benarkah?! itu bagus bukan?" lalu wajah Ryeowook terlihat sangat puas.
"Y-Yeah..."
Aku benar-benar lebih memilih Tae hyun untuk menceritakan semua hal dibanding dengan laki-laki ini. meskipun ia memilki wajah yang lebih tampan dari Tae hyun tapi sikap Tae hyun selalu membuatku nyaman sehingga tidak terkesan canggung seperti sekarang.
Tunggu...kenapa tiba-tiba aku memikirkan laki-laki itu dibandingkan dengan tunanganku sendiri??! sepertinya ada yang tidak beres dengan diriku. dasar bodoh~
Pandangan Ryeowook yang semula terlihat ceria tiba-tiba berubah menjadi dingin. "Apa....Apa Tae hyun pernah bercerita tentang diriku saat kau masih dirumah sakit?"
Sepasang alisku langsung bertaut. "Tidak. ia tidak pernah bercerita apapun tentang dirimu." aku menarik nafas panjang berusaha mengusir segala pikiran aneh yang ada diatas benakku. "Bahkan aku baru tahu kau adalah tunanganku beberapa saat yang lalu." tambahku sambil menoleh padanya dengan segaris senyum meminta maaf.
Ryeowook membalas senyumanku, "menurutku lebih baik begitu." sepasang alisku kembali bertaut.
"Yeah...bukankah dengan begitu aku akan menjadi salah satu tokoh untuk kisah hidupmu yang baru?" tambahnya menjelaskan. "anggap saja setelah apa yang telah kau alami itu adalah akhir dari kehidupanmu yang dulu, dan sekarang adalah waktu dimana kau lahir menjadi dirimu yang baru."
Aku tahu....wajahku kini memperlihatkan senyum ceria. namun, entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang membutku sedih. apakah ada kenangan yang paling berharga dalam hidupku dulu yang membuatku tidak boleh melupakannya?! tapi kurasa itu hanya perasaanku saja...
###
Ryeowook mengantarku sampai kedepan pintu rumah saat langit sudah berwarna jingga. ia tidak bisa mengantarku sampai kedalam karena ada urusan mendadak yang tidak bisa ia tingalkan. dan akupun tidak keberatan. yeah mungkin karena aku merasa bahwa Ryeowook masih sedikit asing bagi diriku mengingat aku tidak mempunyai memori apapun tentang dirinya....
Aku memasukkan kunci kedalam lubang pintu, kemudian sepasang alisku saling bertaut. lalu aku membuka pintu dengan perasaan sedikit takut dan trus bertanya, kenapa pintu rumahku tidak terkunci?! apa ada orang lain didalam!!? pencuri? perampok!! atau bahkan.... ahhh tidak-tidak, stop Eun si! jangan memikirkan hal-hal konyol seperti itu. tapi kenapa pintu rumahku tidak terkunci padahal tadi aku yakin sekali sudah menguncinya sebelum kami pergi!! aku menelan ludah dan menggerakkan roda kursiku untuk masuk.
Seisi rumah masih gelap dan sunyi, tidak ada seorangpun--
Aku berhenti bergerak saat berada disamping sebuah sofa panjang diruang TV, nafsku mulai tercekat. ada seseorang diatas sofa. ia tidak bergerak! apa dia mati!?? aku memberanikan diri untuk mendekatinya perlahan....lalu setelah aku bisa mengenali sosok itu, aku kembali menghembuskan nafas lega. ternyata dia adalah Tae hyun. ia tertidur diatas sofa dengan kepala yang sedikit miring kesalah satu sisi. pakaianya sudah berbeda dari saat sebelumnya. ia terlihat sangat kelelahan, mungkin karena terus menjagaku saat dirumah sakit. Tapi.... tapi tetap saja kenapa ia tertidur didalam rumahku!!! bukankah dia punya rumah sendiri!!!
"Hei Tae hyun bangun."
"Hmm..." laki-laki itu membuka matanya sesaat lalu menutupnya kembali.
Oh tuhan!! laki-laki-laki ini benar-benar...."Tae hyun...bangun!" ulangku sedikit kesal.
Kelopak mata laki-laki itu kembali terbuka. kemudian sebelum ia kembali menutup matanya lagi aku langsung menepuk pelan pipinya. membuat laki-laki itu terbangun seutuhnya.
Tae hyun mengerjap-ngerjapkan matanya sesaat saat melihatku, "Eun si?!"
"Ya." sepasang alisku saling bertaut saat menjawabnya karena ekspresi Tae hyun seakan seperti melihat hantu.
Tae hyun kembali mengerjap-ngerjapkan matanya sebelum akhirnya kembali seperti biasanya. "Ah kau sudah pulang."
"Hmm..." jawabku dengan sebelah alis yang terangkat.
"Kenapa??"
"Apa kau selalu tidur didalam rumahku seperti ini dulu?"
"Y-yeah..." jawab tae hyun sedikit bingung.
"Sering?"
"Eh..tidak juga."
"Begitu?" ekspresiku masih seperti seseorang yang sedang mengintrogasi.
"Apa ada yang salah?"
Aku menarik nafas panjang. "Tentu saja ada yang salah!! mana boleh seorang laki-laki dengan seenaknya tidur dirumah seorang gadis !! aku tidak tahu apa yang dulu ada didalam pikirkanku sampai-sampai aku memberikan kunci cadangan rumahku sendiri pada dua orang laki-laki lain. yeah kalian memang orang yang aku kenal!! tapi setidaknya sekarang aku merasa....." aku terdiam. apa yang aku katakan?! kenapa aku memarahinya?? bodoh!! "Lupakan..."
Tae hyun masih diam pada posisinya, ia sedikit tercengang dengan apa yang baru saja aku katakan.
Aku menghela nafas panjang, "Maafkan aku...aku hanya sedikit terbawa emosi."
"Ah..eh tidak, kurasa tidak apa-apa. aku hanya sedikit kaget karena kau marah seperti biasanya Eun si. kupikir sejak kau hilang ingatan kau tidak akan marah karena hal ini, tapi sepertinya kau yang sekarang dan yang dulu masih sama. aku senang." ucap Tae hyun sedikit membuatku terkejut.
Aku....dulu selalu seperti ini? kurasa... aku memang pernah mengalami hal ini sebelumnya. dulu....
Kepalaku tiba-tiba terasa sakit. sangat sakit..seperti ada benda besar yang menghantam bagian belakang kepalaku. sekelabat bayangan mulai terlihat samar diiringi rasa sakit yang amat hebat merayapi seluruh tengkorakku. dan sebuah suara yang sangat aku kenal terdengar sangat khwatir
"Eun si?! Eun si kau kenapa?!!"
Aku tahu ia adalah Tae hyun, teman masa kecilku. tapi ada hal lain yang membuatku merasa dia bukan hanya sekedar teman masa kecil biasa. dan saat aku berusaha mengingatnya namun kepalaku terus bertambah sakit....lalu hal terkhir yang dapat aku ingat hanyalah bayangan aku dan Tae hyun yang sedang berdiri berdampingan dibawah sebuah pohon.....dan semuanya terlihat gelap.
to be continue.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar